NEWSGAPI

Gerbang Informasi Masa Kini

Burhan Ismail Diduga Otak Dibalik Rekayasa Isu Ijasah Milik Usman Sidik

Adi Hi. Adam/Burhan Ismail

NEWSGAPI.COM – Politisi Burhan Ismail diduga jadi dalang kejahatan merekayasa serta menyebarkan isu Ijasah palsu Bupati Halmahera Selatan, Usman Sidik.

Hal ini diungkapkan Adi Hi. Adam kepada awak media, Selasa (24/10/2023).

“Dalang dibalik rekayasa isu Ijasah palsu milik Bupati Halmahera Selatan Usman Sidik saat itu Burhan ismail,” ungkapnya.

Adi membeberkan, pada tahun 2019 lalu, dirinya dengan Burhan Ismail telah menyiapkan rencana dengan membuat sejumlah dokumen guna mempresur Ijasah SMA milik Usman Sidik, dengan menyebarkan ijasah tersebut palsu.

“Jadi setelah ditemukan sejumlah dokumen berupa buku induk, dan daftar nilai serta sejumlah dokumen lainya. Burhan Ismail kemudian membuat sebuah dokumen seolah olah Usman Sidik tidak pernah tamat di sekolah SMP Negeri 3 Kayoa,”bebernya.

Adi lantas mengaku, semua ini merupakan permainan Burhan Ismail. Bahkan dirinya juga dilibatkan dalam masalah ini saat Pilkada Halmahera Selatan di tahun 2020 lalu.

“Kami berdua saat itu aktor di balik dari semua itu,” akuinya seraya menyesali perbuatanya dan meminta semua pihak tidak terjebak dalam permainan Burhan Ismail.

“Jika masalah ini, Usman Sidik menempuh jalur hukum dirinya akan siap membeberkan semua atas apa yang dilakukan dirinya bersama Burhan Ismail,” ungkapnya.

Liciknya, kata Adi, Burhan Ismail dengan sendiri mengungkapkan dokumen berupa Surat Pernyataan terhadap Usman Sidik, kemudian dirinya diajak untuk serahkan dokumen tersebut ke kepala sekolah SMP Kayoa saat itu dijabat Fatah Kadir untuk ditandatangani.

Sementara secara terpisah mantan Kepala Sekolah SMPN 3 Kayoa, Fatah kadir mengaku pernah didatangi Burhan Ismail, Adi Hi Adam dan satu rekan mereka.

“Waktu itu saya berada di rumah tepatnya di lelong Kelurahan Makasar Timur Kota Ternate, tiba-tiba saya didatangi Adi H Adam dan Burhan Ismail serta satu orang yang mengaku dari Polda Malut,” ungkapnya.

Setelah diselidiki, teman mereka yang mengaku sebagai penyidik dari Polda Maluku Utara itu ternyata sosok itu Ikram M Nur.

Fatah mengaku, saat itu dirinya dipaksa untuk menadatangani sebuah dokumen yang sudah disiapkan.

“Saat itu saya menolak tapi mereka memaksa saya untuk tandatangan surat itu,” akuinya. (*)