NEWSGAPI

Gerbang Informasi Masa Kini

Satu Pasien di RSUD Labuha Diduga Jadi Korban Gagal Operasi, Ini Kata Dokter

Ilustrasi

NEWSGAPI.COM, BACAN – Nasia Muhamad (52) pasien asal Desa Paspalele, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara di duga jadi korban gagal operasi dokter di RSUD Labuha.

Nasia yang diagnosa pihak rumah sakit mengalami penyakit batu empedu setelah melalui serangkaian pemeriksaan medis ini lantas diputuskan untuk menjalani tindakan operasi.

“Saat penyakit isteri saya didiagnosa kurang lebih dua hari lalu, dokter mengatakan kalau kelenjar empedu sudah keluar dari tabung atau bungkusannya maka dipandang perlu untuk di angkat dan itu harus melalui operasi,” kata M. Idris yang tak lain suami pasien, Rabu (10/1)

Namun, lanjut dia, setelah diyakinkan pihak dokter untuk diambil tindakan operasi, tepatnya operasi dilakukan pada hari Selasa (9/1) kemarin, ternyata operasi pun tidak sesuai harapan karena batu empedu yang dikatakan sebelumnya sudah keluar dari bungkusnya tidak dapat diangkat karena sudah menyatu dengan organ tubuh lain.

“Dokter bilang, hasil diagnosa sudah keluar dan empedu harus diangkat yang artinya harus dioperasi namun saat di operasi tidak sesuai harapan karena cairan empedu tidak bisa dikeluarkan. Menurut dokter cairan itu sudah menempel di hati,” ungkapnya.

Setelah tindakan operasi gagal, Idris mengatakan, bakal dilakukan tindakan operasi selanjutnya setelah luka bekas operasi yang pertama sembuh.

“Kami juga diminta menunggu satu sampai dua bulan hingga luka operasi ini sembuh baru dilakukan tindakan operasi selanjutnya, tapi setelah lihat kondisi istri saya semakin memburuk saya putuskan lebih baik tidak usah operasi lagi,” ujar Idris dengan wajah cemas.

Terpisah, Direktur RSUD Labuha, Ferdian Hidayah, selaku dokter yang menangani pasien tersebut mengatakan tindakan yang dilakukan sudah sesuai prosedur penanganan.

Ia membenarkan jika hasil diagnosa empedu pasien atas nama Nasia Muhamad itu sudah keluar dari bungkusannya, namun setelah dioperasi kelenjar empedu itu sudah menyebar dan menempel pada organ tubuh yang lain.

“Bukan tidak berhasil operasinya, tapi pada saat dibedah ternyata cairan empedu itu sudah pecah dan menyebar ke usu kecil dan di lambung bahkan sudah menyatu makanya kita hanya membersihkan nanah yang ada diantara lambung dan usus kecil, karena kalau kita paksakan angkat empedu yang sudah menyatu dengan lambung kita takutkan akan terjadi sobekan yang berdampak pada kondisi pasien,” ucap Ferdian

Meki begitu, Ia mengatakan, saat pembedahan dilakukan pihaknya sudah berkoordinasi dengan keluarga pasien bahwa dampak yang akan terjadi pada pasien jika operasi tetap dilanjutkan.

“Saat pembedahan, kita panggil keluarga pasien dan menjelaskan semuanya kepada mereka, saya memberikan pilihan apa mau dilanjutkan atau tidak karena kondisi ini jika kita paksakan untuk di angkat ada dua kemungkinan, pertama dapat berpengaruh pada organ-organ yang lain bahkan berpotensi terjadi sobekan dan yang kedua kondisi pasien akan sangat lemah paska operasi dan itu semua kita sampaikan ke keluarga korban,” ucapnya.

Ia lantas memutuskan membersihkan kelenjar empedu di sela-sela usus dan lambung, selanjutnya baru dilakukan tindakan operasi kembali saat empedu yang melengket di lambung sudah berkurang.

“Kita putuskan untuk menutup kembali luka pasien setelah dibersihkan karena empedu yang melengket tidak bisa dipaksakan untuk diangkat karena dampaknya sangat besar. Jadi nanti 2 sampai 3 bulan kedepan kalau perlengketan empedu sudah berkurang, bisa dilakukan operasi lanjutan untuk mengangkat batu empedunya,” jelasnya (fik)