NEWSGAPI.com, Halsel – Halmahera Selatan merupakan Kabupaten dengan kasus Stunting tertinggi di Provinsi Maluku Utara. Di mana Dinas Kesehatan merilis di Tahun 2022 terdapat 1.287 balita penderita stunting atau gizi buruk.
Namum dari data tersebut, kasus balita terdampak stunting atau gizi buruk ditemukan terbanyak pada sejumlah desa di Obi. Meski kenyataanya Pulau Obi terdapat sejumlah Investasi pertambangan nikel terbesar, namun kehadirannya tidak menjamin kesejahteraan masyarakat di sana.
Di mana, Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan sebelumnya merilis pada tahun 2020 terdapat 199 balita di sejumlah desa lingkar tambang Obi menderita stunting. Bahkan kasus tersebut masih tertinggi di tahun 2022, di mana disebutkan angka balita stunting atau gizi buruk tertinggi masih di wilayah Obi.
Menanggapi kasus tersebut, Bupati Halmahera Selatan, Usman Sidik menyesalkan kehadiran sejumlah perusahan tambang di Pulau Obi, sebab kehadiran sejumlah perusahan tersebut berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.
Usman mengatakan, dirinya menerima laporan terkat kebijakan perusahan Harita yang tidak memikirkan kesejahteraan masyarakat, di mana sebelumnya masyarakat lingkar tambang mempunyai sedikit penghasilan karena bekerja sama dengan pihak perusahan, namun kerja sama tersebut sudah di cabut, TKBM salah satunya.
Usman menyebut, jika satu persatu kerja sama pihak perusahan dengan masyarakat dicabut, sama halnya membunuh masyarakat secara perlahan-lahan.
Selain itu, Usman juga menyesalkan dampak penyakit yang di akibatkan aktivitas perusahan di bawah pimpinan Donnal J Hermanus itu.
Di mana Usman menyebut, infeksi saluran pernafasan atau ISPA merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat di Pulau Obi.
Dijelaskan, infeksi saluran pernapasan atas akibat dari desflasi atau pengikisan tanah dari udara yang membentuk debu yang bersumber dari eksploitasi aktivitas pertambangan nikel.
Selain ISPA, kata Usman, kasus stunting juga tertinggi menyerang balita di desa-desa lingkar tambang.
“Tingginya angka penduduk yang menderita ISPA di Pulau Obi. Bahkan jangankan ISPA, gizi buruk terbanyak di Pulau Obi padahal di sana ada investasi besar,” kata Bupati Usman Sidik saat menggelar pertemuan dengan pihak Harita di ruangan BPKAD, Selasa 15 November 2022.
Ia menyesalkan, mengapa stunting atau gizi buruk terbesar di Pulau Obi, padahal daerah tersebut merupakan kawasan industri raksasa.
“Stunting juga terbesar di Pulau Obi, ini CSR juga tidak jelas ini. Maluku Utara tertinggi di Halmahera Selatan tapi penanganan kita terbaik, di Pulau obi yang paling terbesar,” kata Usman.
Untuk itu, mantan Wartawan itu mengajak pihak Harita untuk duduk bersama dan memikirkan nasib masyarakat Obi.
“Kita harus duduk bersama jangan Harita merasa diri paling hebat, saya tidak main-main saya maju terus kalau demi rakyat, kalau itu membuat rakyat menderita yakin dan tidak ke depan akan menjadi gejolak besar,” tegurnya.
Sementara Head Of Internal Harita, Stevy Thomas saat ditemui usai pertemuan mengatakan, masalah stunting bukan kewenangan perusahan, namun jika dibutuhkan maka perusahan tetap siap berkerja sama dengan pemerintah dalam menangani masalah tersebut.
“Itu tanggungjawabnya pemerintah, yang pasti kalau perusahan di minta untuk bantu, kita pasti bantu,” kata Stevy. (red)
More Stories
Husain Alting Sjah Janji Optimalkan Sektor Pertambangan untuk Kesejahteraan Masyarakat Maluku Utara
Gelar Psikoedukasi Masyarakat Pesisir, Prodi Psikologi Unkhair Optimalkan Peran Ayah
FK Unkhair Gelar Pengabdian Masyarakat Tema Pencegahan Kanker Hati Di Kalangan Remaja