NEWSGAPI

Gerbang Informasi Masa Kini

Masjid Bernuansa Tionghoa di Ternate Toleransi Dalam Kearifan Lokal.

Mesjid Al ansar
Masjid Al-Ansar Falajawa Puncak (foto : IM marsaoly)

NEWSGAPI – Masjid merupakan sarana ibadah dan dakwah bagi kaum muslimin. Bahkan setiap masjid punya makna baik dari sisi relijius bahkan sampai pada bentuk arsitektur nya.

Menariknya ada sebuah masjid dikota Ternate yang memiliki corak dan arsitektur bergaya Tionghoa, yaitu Masjid Al-Ansar namanya. Masjid yang berlokasi di falajawa puncak Kelurahan Jati Perumnas Kota Ternate ini secara sepintas sangat mirip dengan ornamen arsitektur bergaya Tionghoa.

Tim kami berkesempatan bertemu dengan salah satu arsitek yang membantu merevisi desain awal dari mesjid ini dikediamannya, Senin (21/2/2021). Iksan Marsaoly atau disapa Ican merupakan seorang arsitek muda yang penuh prestasi dan saat ini menjadi ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Maluku Utara.

Ican lalu bercerita bahwa pada Desain pertama Masjid Al-Ansar sama sekali tidak memiliki bentukan dari simbol-simbol arsitektur cina, persegi, ada kubah dan empat menara kecil di top floor bangunan layaknya masjid pada umumnya.

“Menerima projek ini dan tidak ingin melanggar etika profesi saya pun menghubungi orang yang mendesain hasil pertama masjid ini untuk sekedar siloloa (ijin) merevisi karyanya,” ucap Ican.

Bahkan kata Ican, Falajawa Puncak dulunya lebih dikenal dengan sebutan Tanah Cina, nama tanah cina itu diberikan karna bersumber dari Nyonya Oe Pek Nio (seorang keturunan cina) yang mewariskan Tanahnya kepada Anaknya Muhammad Hanafi yang beristri Hafsah Quilim.

Keturunan dari Nyonya Oe Pek Nio saat ini banyak yang bermukim di lingkungan Falajawa 1, Falajawa 2 dan Falajawa Puncak, sebagiannya di kampung Makassar Timur, dan juga diluar Ternate sampai ke Jawa.

Dari kisah  seorang Nyonya Oe Pek Nio inilah menjadi alasan munculnya ide desain Mesjid Al Ansar dengan sentuhan arsitektur cina. Tujuannya yaitu mengabadikan sosok Nyonya Oe Pek Nio ini kepada generasi selanjutnya sebagai bentuk kearifan lokal yang dimiliki.

Bahkan Jauh sebelum ia diberikan tanggung jawab ini, katanya, almarhum papa mantu (mertua) nya bernama  H.Tasrif Hanafi sebagai salah satu kuasa pemegang kar/sertifikat tanah cina.

Masjid ini diresmikan sekitar tahun 2017 dengan tiga kali revisi desain. Pertama didesain oleh sejawatnya, barulah dirinya sekaligus memasukkan gaya arsitektur Cina dengan menerapkan pola persegi delapan pada kubah dan menara dengan susunan yang menyerupai pagoda atau klenteng (rumah ibadah cina).

“Terakhir revisi ke tiga desain dilakukan oleh sejawat saya, almarhum Dedi Tomaito yang sangat menghargai ide dan gagasan sehingga waktu itu terus berkonsultasi dengan saya dan tetap mempertahankan arsitektur cinanya ,” katanya.

Pada revisi ketiga ini menurutnya, kalau tidak salah pada menara yang sebelumnya dibuatkan terpisah dengan bangunan utama kemudian digabungkan menjadi entrance ke ruang ibadah lantai dua. Disana ada ornamen dan beberapa bentukan fasad disesuaikan dengan keinginan panitia, juga penyesuaian tempat wudhu karena ada pergeseran menara masjid.

Atas terselesainnya desain masjid ini, Ican mengaku secara pribadi merasa senang dan puas karena selain tempat ibadah bagi kaum muslim juga dapat menjadi wisata religi bagi keluarga yang tinggal diluar Ternate ketika mudik.

“Ini sebuah kebanggaan bisa menjadi bagian dari kearifan lokal yang didukung dengan seni arsitektur,” tandasnya sambil menutup percakapan. (Red/IM)