NEWSGAPI

Gerbang Informasi Masa Kini

Suasana Haru Menyelimuti Prosesi Wisuda di UIC Jakarta Saat Ananta Rizky Mewakili Ayahnya Mendiang Usman Sidik Wisuda

Ananta Rizky Raya Perdana Sidik memegang foto mendiang Bupati Halmahera Selatan Usman Sidik di acara wisuda UIC Jakarta

NEWSGAPI.COM – Suasana haru menyeruak saat seorang pemuda tegap berbatik kuning naik ke panggung. Dia adalah Ananta Rizky Raya Perdana Sidik. Ia hadir mewakili ayahnya, mendiang Bupati Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Usman Sidik.

Keharuan mendalam meliputi prosesi wisuda Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta, Kamis (30/11). Usman seharusnya diwisuda sebagai Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana UIC hari ini. Namun pada 5 November 2023 lalu ia tutup usia di RSUD Marabose Halmahera Selatan.

Selaku Koordinator Presidium Ikatan Alumni (IKA) UIC Jakarta, Usman juga sejak jauh hari telah diminta memberikan sambutan pada momentum istimewa itu. Tapi takdir berkata lain.

Dana, panggilan akrab Ananta Rizky, memegang foto sang ayah ketika naik ke panggung. Langkahnya diiringi tepuk tangan, juga isak tangis haru. Para wisudawan serentak berdiri memberikan penghormatan.

Putra sulung Usman dan Eka Dahliani Abusama itu sebelumnya dihubungi Biro Umum UIC Jakarta dan diminta mewakili mendiang ayahnya. Ia menerima ijazah dan sertifikat penghargaan atas nama ayahnya dari kampus.

Di atas panggung, Dana tak kuasa menahan air matanya saat menerima ijazah sang ayah. Rektor UIC Dr. Rahmah Marsinah, SH., MM., MH dengan penuh empati menyerahkan ijazah Usman kepada Dana sebagai tanda penghargaan atas dedikasi dan perjuangan mahasiswa tersebut menyelesaikan pendidikannya.

Dana yang dikonfirmasi mengaku ayahnya adalah orang yang kuat dan tidak mudah menyerah. Contohnya, perjuangannya menyelesaikan tugas sebagai bupati Halmahera Selatan dan menyelesaikan studinya.

“Ini bukan hal yang mudah. Saya sangat bangga dengan papa,” ucapnya.

Menurut Dana, ayahnya benar-benar berjuang untuk membahagiakan masyarakat Halmahera Selatan dan keluarganya. Ada banyak lika-liku juga yang harus dihadapi sang ayah selama menempuh pendidikan. Namun ayahnya merasa harus segera menyelesaikannya.

“Karena papa merasa ini adalah tanggung jawab,” imbuhnya.

Dana berharap ia diberikan kelapangan hati di setiap perjalanan.

“Hadirnya saya adalah kekuatan bagi saya dan keluarga. Sampai saat ini saya bersyukur masih banyak orang baik di sekeliling yang selalu support,” ujarnya.

Dana tak menampik adakalanya ia merasa sedih dengan kepergian ayahnya yang dirasa begitu mendadak. Tetapi dia meyakinkan diri rasa sedih itu tak boleh berlarut-larut.

“Saya yakinkan diri bahwa tiap kejadian yang terjadi pasti ada hikmah dan kebaikan yang bisa saya ambil,” tandasnya. (*)