newsgapi, Obi – Anggota paskibraka kecamatan Obi, kabupaten Halmahera Selatan, merasa kecewa karena harus mengembalikan baju paski yang mereka kenakan saat mengibarkan bendera pusaka di HUT RI ke-78.
Mereka berharap baju paski bisa menjadi kenang-kenangan, namun camat Obi menolak dan mengambil kembali baju tersebut.
Salah satu anggota paskibraka yang mewakili teman-temannya, berinisial AS saat ini duduk di bangku kelas X, menceritakan kronologi pengambilan baju paskibraka oleh camat Obi.
“Iya awalnya usai kegiatan penaikan bendera dan penurunan bendera kami belum diinfokan untuk pengembalian pakaian, nanti setelah istirahat makan di tempat yang telah ditentukan, barulah datang salah satu pelatih kami yang akrab kami panggil pak Angki. Beliau mendatangi kami dan memberitahukan bahwa baju paski harus dikembalikan dengan bahasa bahwa baju itu dikembalikan untuk bisa ambil sertifikat pasibraka, jika tidak dikembalikan maka kami tidak bisa mengambil sertifikat paski kami,” kata AS kepada wartawan, Sabtu (2/9/2023).
Ia mengaku merasa bimbang karena yang dia harapkan pakaian itu bisa dia miliki seperti kakak purna yang sebelum-sebelumnya. Namun kali ini harus dikembalikan.
“Berat hati kami untuk mengembalikan namun di sisi lain kami takut jika tidak kami kembalikan kami tidak akan mendapatkan sertifikat paski. Kesedihan kami ini kami rasakan bukan karena berapa besar uang yang diberikan namun satu-satunya bukti buat generasi kami harus ditarik kembali,” ujarnya.
AS menambahkan bahwa masalah ini sudah dia coba berdiskusi dengan orang tua yang juga telah siap untuk mengganti dengan uang agar pakaian tidak ditarik. Namun lagi-lagi hal itu ditolak oleh camat Obi sebagai penanggung jawab kegiatan.
“Hal ini membuat kami sebagai anggota paskibraka HUT-RI ke 78 Kecamatan Obi merasa sangat kecewa bahkan beberapa dari kami ada yang menangis atas kejadian ini. Dan bukan hanya itu bahkan yang katanya sertifikat namun yang kami dapat hanyalah piagam penghargaan saja, sedangkan menurut kakak purna paski kami di tahun-tahun sebelumnya mendapatkan selain piagam juga sertifikat sesuai yang disampaikan ke kami,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu orang tua dari anggota paski, menuturkan bahwa kemarin itu maunya anak-anak agar jangan dikembalikan lagi. Dirinya sempat bersama beberapa orang tua menemui camat tapi hasilnya nihil.
“Kami sebagai orang tua dari anggota paski berharap kalau bisa dibeli kami akan beli langsung ke camat,” ungkapnya.
Danton paski, Saiful, juga menjelaskan bahwa telah terjadi penarikan baju paski, padahal mereka telah meminta ke camat supaya baju itu menjadi kenang-kenangan. Camat berdalih baju itu ditarik agar bisa dimanfaatkan di tahun mendatang.
“Berdasarkan pengalaman di tahun sebelumnya tidak pernah terjadi hal seperti ini. Anggota paski secara keseluruhan ada 24 orang,” kata Saiful.
Camat Obi, Ali Lajarahia, ketika dihubungi, membenarkan bahwa baju tersebut dikembalikan ke kecamatan. Dia bilang ambil baju itu untuk bisa digunakan tahun mendatang.
Sikap ini menurut dia adalah bentuk penghematan anggaran alias efisiensi dana supaya tahun berikut bisa dipakai lagi.
“Total anggaran yang digelontorkan untuk pengadaan baju tersebut senilai Rp 32.500.000. Dana itu dari kecamatan,” ucap Ali.
Ali juga mengatakan bahwa baju itu tidak mungkin dipakai tiap hari, jadi wajar jika harus dikembalikan. Sekalipun mereka nanti kelak ikut tes polisi, kan tidak mungkin bawa baju itu tapi justru sertifikat.
“Meskipun baju tersebut telah diukur sesuai size masing-masing anggota paski, berikut masih bisa dirubah alias dibenahi ketika nanti dipakai anggota yang baru,” tambahnya.
More Stories
Pasangan Husain-Asrul konsisten mewujudkan Kesejahteraan Untuk Masyarakat Maluku utara
Taruh Harga Diri Muksin Hi. Saleh, Zamrud Minta Keluarga Bajo Menangkan Rusihan-Muhtar
Husain Alting Sjah Usung Visi Ekonomi Inklusif untuk Maluku Utara