NEWSGAPI

Gerbang Informasi Masa Kini

Minyak Tanah Subsidi di Kasiruta Timur Bak Mitos, Harga Eceran Tembus Rp 15 Ribu Per Liter

Ilustrasi

NEWSGAPI.com, Halsel – Mendapatkan BBM jenis minyak tanah subsidi di Kecamatan Kasiruta Timur, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) seperti cerita mitos. Selama ini masyarakat di wilayah tersebut tidak pernah menikmati subsidi minyak tanah dari pemerintah.

Kifli Rakib, warga Desa Jeret Kecamatan Kasiruta Timur kepada redaksi newsgapi mengungkapkan, masyarakat di sejumlah desa Kecamatan Kasiruta Timur tidak pernah menikmati subsidi minyak tanah dari pemerintah. Itu sebabnya harga minyak di wilayah Kecamatan Kasiruta Timur terbilang sangat mahal.

“Tidak ada pangkalan minyak tanah di sini, jadi hampir semua desa di Kecamatan Kasiruta Timur harga minyak tanah di pengecer mahal, harganya sampai Rp 14 Ribu hingga Rp 15 Ribu per liter,” ungkapnya, Minggu 6 November 2022.

Kifli mengatakan, mahalnya harga BBM jenis minyak tanah yang di dapat, disebabkan distribusi peruntukan subsidi tidak sampai ke desa-desa di wilayah Kecamatan Kasiruta Timur.

Sementara para pengecer di desa memperoleh minyak tanah di sejumlah pangkalan di kota Labuha dengan harga tinggi sehingga penjualan ke masyarakat pun terbilang sangat mahal.

Kifli mengungkapkan, keluhan tersebut disampaikan karena minyak tanah selain digunakan untuk kebutuhan memasak juga sebagai bahan penerangan, dimana masyarakat di wilayah Kecamatan Kasiruta Timur belum menikmati listrik.

“Kebutuhan minyak tanah disini, selain digunakan masak juga digunakan untuk kebutuhan penerangan di malam hari,” bebernya.

Mantan kepala desa Jeret di masa pemerintahan Muhammad Kasuba itu pun meminta perhatian serius dari pemerintah daerah melalui Dinas Kopperindag untuk menindak lanjuti terkait penyaluran subsidi minyak tanah di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Kasiruta Timur.

“Tentunya kami berharap kebijakan pemerintah daerah agar masyarakat di Kasiruta Timur juga mendapatkan minyak tanah dengan harga subsidi,” harapnya.

Sementara Kepala Diskopperindag Halmahera Selatan, Muhammad Mustafa mengatakan, pihaknya bakal menyampaikan ke agen untuk membahas pendistribusian minyak tanah di sejumlah wilayah yang belum memiliki pangkalan.

“Pangkalan ini adalah kontrak dengan agen, jadi nanti keluhan ini kita beri masukan ke agen agar nanti perubahan kontrak ke depan bisa memperhitungkan itu sehingga pangkalan tidak menumpuk di satu titik dan penyebaran pangkalan sampai ke luar Labuha,” ungkapnya.

Namun begitu, maslah yang di hadapi saat ini soal jumlah kuota minyak tanah yang tidak mampu melayani kebutuhan masyarakat di Halmahera Selatan.

“Memang jumlah minyak dengan jumlah penduduk masih kurang, sementara ada pangkalan nakal ke Speed. Jadi minyak sudah kurang pemakaiannya banyak di transportasi laut,” ungkapnya.

Bahkan Mustafa mengaku sulit menuntaskan masalah kelangkaan minya tanah di Halmahera Selatan, namun untuk meminimalisir keluhan tersebut pihaknya terus melakukan pengawasan serta penertiban pangkalan minyak tanah yang nakal.

“Kami belum bisa pastikan bahwa keluhan akan terselesaikan tuntas, namun tetap berupaya meminimalisir keluhan ini baik dari jumlah minyak terus dari sisi pelayanan het,” bebernya. (red)