NEWSGAPI

Gerbang Informasi Masa Kini

ASAL MUASAL PENDIRIAN KERAJAAN TERNATE

gambar ilustrasi 4 momole
ilustrasi : Fadria

NEWSGAPI – Ternate atau yang sebelumnya dikenal sebagai kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4 kerajaan islam di maluku. Sementara peradaban Ternate sendiri pada mulanya hanya terdapat 4 perkampungan yang dikenal dengan Gamlamo Raha.

Dikutip dari surat pengantar Maklumat Fala Raha atau pendiri kerajaan Ternate, pada mulanya di pulau Ternate asal muasalnya pendirian kerajaan Ternate hanya terdapat 4 perkampungan yang terdiri dari Tobona, Heku, Tubo dan Tabanga yang saat itu menjadi sentra dengan sebutan Gamlamo Raha. Masing- masing perkampungan didiami oleh komunitas masyarakat yang disebut Soa Ngare dan masing-masing komunitas masyarakat tersebut dipimpin oleh seorang penguasa yang disebut Momole.

Masing-masing penguasa dalam komunitas masyarakat tersebut terdiri dari Momole gam Tobona yaitu Kimalaha Tomaito, Momole gam Heku yaitu Kimalaha Marsaoly, Momole gam Tubo yaitu Kimalaha Tomagola dan Momole gam Tabanga yaitu Kimalaha Tomaidi. Dari empat perkampungan besar dengan dengan empat penguasanya dalam bahasa Ternate disebut Momole Ngaruha, atas prakarsa dan gagasan dari momole Tobona yaitu momole Guna Tomaito, kemudian mengadakan musyawarah untuk mendirikan suatu kerajaan yang kemudian menunjuk Kaicil Cico Baguna sebagai Raja pertama kerajaan Ternate yang bertahta di Sampalo (kampung Kastela).


Empat momole (Momole Ngaruha) kemudian bermusyawarah membentuk konstitusi kerajaan sebagai wasiat untuk dipatuhi serta dijalankan oleh Kolano / Raja / Sultan dan para perangkat adatnya. Wasiat dari Momole Ngaruha sebagai pendiri kerajaan/ kesultanan Ternate merupakan dasar untuk menetapkan lembaga/Bobato Fala Raha yang terdiri dari Kimalaha Marsaoly, Kimalaha Tomaito, Kimalaha Tomagola dan Kimalaha Tomaidi sebagai representasi Momole Ngaruha dan masyarakat Soa Ngare dari empat perkampungan (Gamlamo Raha).

Ada hal yang cukup menjadi perhatian bahwanya konstitusi kerajaan Ternate menjelaskan bahwasannya para pendiri kerajaan ini (Fala Raha) tidak dapat diangkat atau dilantik Kolano / Raja / Sultan. Hal ini dikarenakan Fala Raha berfungsi sebagai penjaga, pelindung dan pelaksana konstitusi kerajaan (fungsi Yudikatif), sekaligus sebagai lembaga yang memilih, mengangkat, menobatkan dan mengesahkan Kolano / Raja / Sultan (fungsi Legislatif). Sebagai pelindung, penjaga dan pelaksana hukum konstitusi kerajaan / kesultanan ternate (Ini tercatat dalam kitab konstitusi kerajaan / Kesultanan Ternate).

Figur para Bobato Fala Raha sebagai lembaga tertinggi kerajaan / kesultanan juga diwariskan dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya yang memiliki hubungan darah dan mewarisi marga dari empat klan pendiri kerajaan / kesultanan Ternate. Makna dari itu merujuk kepada filosofi Dabu Se Barasi dan Adat Seatorang yang dijunjung tinggi kerajaan Ternate.(*)