newsgapi, Ternate – Ribuan masyarakat adat Ternate pagi tadi memadati kawasan bandara Sultan Babullah Ternate dengan tujuan menyambut kedatangan Kolano Madoru bersama Nita Budhi Susanti (permaisuri mendiang Sultan Mudafar Syah) yang datang dengan menaiki pesawat Garuda sekira pukul 7 pagi tadi.
Kedatangan Nita Budhi Susanti bersama kedua putra kembarnya yakni Ali Mohammad Tajul Mulk Putra Mudaffar Sjah dan Gajah Mada Satria Nagara Putra Mudaffar Sjah (Kolano Madoru), Itu di sambut haru masyarakat adat yang sudah menunggu sejak pagi.
Setibanya, rombongan kemudian bergerak menuju makam Almarhum Sultan Mudafar Syah yang berlokasi di belakang Masjid sultan Ternate untuk berziarah, dengan dikawal ketat masyarakat adat bersama dengan anak mendiang Sultan Mudafar Syah yang lain,
Setelah selesai berziarah, Iring-iringan yang membawa Kolano Madoru dan Nita itu kemudian berlanjut menuju kelurahan Dufa-dufa, singga sebentar dan kemudian melanjutkan perjalanan lagi menuju pulau Hiri.
Sesampainya di pulau Hiri, newsgapi berkesempatan untuk mewawancarai Nita Budhi Susanti, terkait kedatangan bersama dua putra kembarnya.
Perempuan blasteran Belanda-Perancis-Jawa ini mengaku agenda kedatangannya kali ini bersama kedua putra dari mendiang Sultan Ternate ke 48 itu tidak lain adalah untuk berziarah sekaligus bersilaturahim dengan sanak keluarga di ternate,
“Rencananya itu saya sendiri yang datang untuk berziarah di Ternate, tapi semua masyarakat adat menuntut dan minta agar membawa Kolano Madoru, Jadi yang minta itu masyarakat adat. Nah saya kemudian berkonsultasi dengan pak Menko Mahfud MD, Alhamdulillah dengan petunjuk yang ada saya bisa membawa mereka,” kata Nita kepada newsgapi usai tiba di pulau Hiri siang tadi. Ahad, 12 Maret 2023.
Mantan anggota DPR RI periode 2009-2014 itu juga bilang betapa terharunya dia menyaksikan antusias masyarakata adat yang begitu setia ketika menyambut Kolano Madoru,
“Massa tadi itu luar biasa sekali, mulai dari penjemputan, terus menuju makam sampai tiba di kelurahan Dufa-dufa dan sekarang sampai di pulau Hiri, artinya masyakat itu sejatinya sangat rindu Kolano Madoru sebagaimana amanat Ou (Mudafar Syah),” ujarnya.
Sebelumnya, Nita mengaku intens menjalin komunikasi dengan anak- anak dari mendiang Sultan Mudafar Syah yang tinggal di Ternate, seperti Nuzuludin dan Firman
Layaknya sebuah keluarga, Nita juga sering diminta datang ke Ternate, karena ia masih dipandang sebagai sosok ibu yang selalu dirindukan anak-anak dari mendiang sang Sultan.
“Mereka ingin kita ini kembali seperti keluarga, hidup akur tanpa ada keributan dan perselisihan, kecuali Hidayat ya.” Cetusnya.
Ia mengisahkan selama kurang lebih delapan tahun meninggalkan Ternate, dirinya selalu diminta pulang,
Bahkan kerinduan sangat besar datang dari masyarakat adat.
“Masyarakat adat selalu minta saya untuk pulangkan Kolano Madoru,sesuai Jaib Kolano. Makanya mereka menuntut bawa Kolano Madoru. sampai ada bahasa yang buat air mata saya jatuh itu begini, ’Suba Boki, Jo Ou so tara ada,sekarang kalau Boki datang bersama Kolano Madoru maka Boki so kase kembali Jo Ou’. Jadi keinginan mereka ini sangat kuat agar Kolano Madoru itu kembali,” jelas dia.
Meski begitu, Nita berharap agar masyarakat adat tetap menjaga keamanan dan ketertiban meskipun seluruhnya menginginkan untuk segera meluruskan kepentingan adat.
More Stories
Bawaslu Limpahkan Kasus Pelanggaran Netralitas ASN ke Polres Halsel
Gelar KKG di MIN 4 Halsel, Kasi Pendis Ingatkan Pentingnya Kedisiplinan
Seru! Podcast Bahas Pilkada Halsel 2024 Bareng Maulana dan Moch Saifullah