

NEWSGAPI.com, Tidore – Mahasiswa fakultas kedokteran universitas Khairun Ternate melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PKM) tahun 2022 di masyarakat pesisir di Maluku Utara.
Dalam kegiatan tersebut Ketua Pelaksana dan juga para dosen serta mahasiswa kedokteran memberikan penyuluhan Edukasi ASI Eksklusif, Pengenalan Bahan Makanan Pelancar ASI dan Pemeriksaan Antropometri dalam Upaya Pencegahan Stunting.
Fakultas kedokteran Unkhair dalam kegiatan tersebut bekerja sama dengan UPT Puskesmas rawat inap akelamo kecamatan Oba tengah kota Tidore kepulauan.
Waktu pelaksanaan kegiatan selama 2 hari yaitu Rabu, 06 Juli 2022 bertempat di Desa Yehu, Kec. Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan dan Kamis, 07 Juli 2022 di Desa Tadupi, Kec. Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan dengan jumlah peserta ibu hamil dan menyusui sebanyak 23 orang serta bayi dan anak berjumlah 29 anak.
dr. Nur Upik En Masrika, M.Biomed selaku Ketua Pelaksana yang juga dosen menjelaskan Kegiatan PKM ini untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif pada balita dan memaksimalkan bahan makanan pelancar ASI untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ASI guna pencegahan kejadian stunting dengan sasaran Kegiatan Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Bayi dan Anak dibawah 5 tahun tuturnya.
Dalam Pelaksana Kegiatan dr. Nur Upik En Masrika, M.Biomed selaku Ketua Pelaksana yang juga dosen serta dr. Marhaeni Hasan, Sp.A, MM. Sedangkan untuk mahasiswanya terdiri dari Rahmawati M. Kamal, Amalia Sumayah Ammarie, Septiana Waraningsih, Riaqah Zil Fadhilah dan ,Rochmat Nurhidayat.
Dalam kesempatan tersebut dijelaskan menurut dr. Nur Upik, Narasi sedikit terkait Apa itu Stunting ?
Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai.
Menurut UNICEF, stunting adalah kondisi anak umur 0-59 bulan yang memiliki panjang badan atau tinggi badan kurang menurut umur, yakni berada di bawah minus dua standar deviasi median (<-2 SD) dari standar median WHO.
Bagaimana perkembangan angka kejadian stunting di Indonesia ?
Di Indonesia menurut data dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 menunjukkan telah terjadi penurunan angka stunting hingga 27,67 persen dari 36,4 persen dari tahun 2005-2017, namun hal ini masih dianggap tinggi mengingat WHO menargetkan kurang dari 20 persen. Sehingga awal tahun 2021, Pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2024. Data tahun 2021 prevalensi stunting menunjukkan penurunan menjadi 24,4%.
Apa bahayanya stunting, kenapa semua orang sangat gencar mencegah ?
Anak-anak yang mengalami stunting itu lebih tinggi resikonya terkena penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes, penyakit kanker dll. Hal ini karena pembentukan fungsi sel-sel tubuh yang tidak sempurna akibat kekurangan gizi mikro dan makro yang berlangsung kronis. Disaat sangat-sangat butuh dalam jumlah yang banyak terutama saat di kandungan dimana organ mulai terbentuk tapi kekurangan gizi. Sehingga dampaknya berat terutama berkaitan dengan kecerdasan anak. Hal ini juga akan berdampak menambah angka pengangguran pada masa anak ini dewasa atau usia produktif, tandasnya.( Red/Adhy/FH)
More Stories
Proyek Multiyears Pemkab Halsel Terancam Mangkarak, KPK Didesak Periksa Direktur PT CSK
Maluku Utara Tempati Peringkat 10 Sarang Seks Bebas, KNPI Ternate: Ini Peringatan Serius
Gandeng Polres Halsel, PT. Wanatiara Persada Gelar Pelatihan Pertanian