NEWSGAPI – Kombes Pol Jafar Sadik Zaenal saat bincang hangat di Loby Hotel Bunga Jakarta Pusat pada hari Minggu, (13/2/2022) lalu, menyampaikan seluruh masyarakat di Indonesia adalah orang adat.
Ngofa adat (anak adat) adalah masyarakat yang lahir di linkungan adat, sementara tetuah adat atau tokoh adat ialah orang yang diangkat untuk dapat menjalankan aturan yang berlaku dalam adat.
“Kita harusnya lebih menguatkan persatuan tentang hukum adat kita. Tradisi dan segala bentuk aturan adat telah di jamin undang-undang di negara ini,” Ungkapnya Jafar Sadik
Polisi yang sudah 33 tahun Bertugas di Papua itu mengungkapkan, Ia lebih mengutamakan kekuatan adat tapi bukan berarti meninggalkan aturan pemerintah, karena Ia menilai selama ini adat Masyarakat Maluku Utara hanya di fungsikan sebagai kebiasaan di daerah saja.
Menurutnya kalaupun ada, itu hanya sebatas pelestarian tarian adat.
“Saya 33 tahun tugas di Papua. Dan saya tau kebiasaan dan adat orang Papua. Di Maluku Utara itu adatnya sangat baik sebagai bangsa beradab. Jangan hanya sebatas melestarikan tarian tapi bagaimana memahami secara esensial pada hakikat sebenarnya” jelasnya
Kebiasaan bersaing ditingkat kampung adat tak membuat ngofa adat berkembang, apalagi soal bagaimana ketika orang yang sering tepuk dada dengan cerita atas peninggalan orang tua.
“Sering saya lihat orang di negeri kita bangga dengan warisan orang tua. Banyak cerita tentang orang tua yang dulunya berkuasa. Ini masalah yang buat ngofa adat tidak maju” Ucapnya
Dalam pertemuan singkat Itu Jafar Sadik juga menuturkan, Masyarakat yang ada di Maluku Utara adalah Masyarakat yang sangat beradab.
“Maluku Utara itu bangsa beradab yang punya karakter seperti baja yang siap jadi parang dan pedang yang dihunuskan, tapi dengan cara yang harus berbeda. Karakter besi baja yang kita miliki harus dibakar dengan api pilihan, ditumpuk dan di bentuk dengan bentuk terseleksi sehingga karakter baja yang kita miliki tak asal jadi tapi jadi bentuk parang yang siap digunakan kapan saja” Ungkap Jafar Sadik menganalogikan karakter Masyarakat Maluku Utara.
Bukan itu saja, Ia bahkan ingin di tiap daerah yang ada di Maluku Utara harus punya seorang kapita atau Jendral.
“Saya memikirkan dan sudah mencoba untuk menjadikan generasi-generasi muda di Maluku Utara sebagai Jendral yang mewakili tiap daerahnya, agar karakter baja yang kita miliki tidak menjadi besi lembek. Kita harus kuat dalam hukum adat” pungkasnya. (Red)
More Stories
Akademisi Nilai Sikap Bassam-Helmi Siap Bantu KPU Hadapi Gugatan Timbulkan Kecurigaan Masyarakat
LPI Ungkap Peran Kades di Halsel Menangkan Petahana Pakai Dana Desa
Jika Terbukti Melakukan Pelanggaran, Pakar Sebut MK Bisa Diskualifikasi Paslon Peraih Suara Terbanyak