JAKARTA, NEWSGAPI – Sudah 76 tahun usia Indonesia saat ini, namun puluhan desa yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara belum juga teraliri listrik.
Dari penelusuran Media NewsGapi.com bahwa derita ini dirasakan oleh warga di 97 desa tersebar di Kabupaten Halmahera Selatan yang sampai saat ini belum juga terjamah listrik.
Bahkan ada sejumlah desa yang disediakan pembangkit listrik berbasis energi belakangan ini dengan harapan energi terbarukan tersebut dapat menjadi solusi pemerataan akses listrik, namun solusi itu ternyata tak menjawab harapan masyarakat seutuhnya.
Keluhan ini dialami masyarakat Desa Tawa Kecamatan Kasiruta Barat, misalnya, desa ini telah tersambung listrik yang dipanen dari energi matahari sejak tahun 2014 namun energi terbarukan yang disediakan pemerintah tanpa biaya operasional perawatan tersebut kini telah jadi barang rongsokan.
“Bantuan tenaga surya saat ini mengalami kerusakan dan tidak ada biaya perbaikan,” ungkap Sarjan salah satu Warga Desa Tawa.
Selain Desa Tawa, keluhan semacam ini juga diungkapkan Fadli Nasir warga kecamatan Botang Lomang. Fadli Nasir mengungkapkan bahwa Infranstruktur Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) telah dibangun di Kecamatan Botang Lomang sejak Tahun 2017 namun sampai saat ini Mesin PLTD juga belum terpasang.
Bahkan, Fadli bersama sejumlah pemuda di Kecamatan Botang Lomang sempat beberapa kali melakukan dialog dengan pihak PLN dalam hal ini UP3 Ternate, namun pertemuan tersebut tak melahirkan jawaban yang pasti.
Tak sampai disitu kata Fadli, bahkan Ia bersama sejumlah pemuda kecamatan Botang Lomang pernah melakukan unjuk rasa di gedung DPRD Provinsi dengan harapan tuntutan masyarakat Botang Lomang dapat segera teratasi.
“Kami sempat melakukan aksi unjuk rasa di DPRD Provinsi dengan harapan DPRD Provinsi dapat mengawal aspirasi Kami, tapi sampai saat ini Kondisi PLTD masih saja sama,” tandas Fadli dengan nada sesal.
Padahal, kata Fadli, tuntutan hingga berakhir unjuk rasa bukan tanpa alasan sebab listrik bukan hanya sekedar penerangan namun listrik juga dapat mengukur seberapa jauh masyarakat dapat menggenjot perekonomian.
“Sekitar 30 persen mayarakat di Kecamatan Botang Lomang berprofesi sebagai nelayan dan sudah tentu listrik menjadi kebutuhan penting, sebab produksi es rumahan menggunakan tenaga diesel milik pengusaha rumahan tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat nelayan,” ucap Fadli.
Dari berbagai keluhan tersebut, Media NewsGapi kemudian menyambangi kantor PLN Pusat di Jakarta pada hari Rabu (9/2/2022) dan disambut baik oleh Emen Prijono selaku EVP Perencanaan PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara. Dan dari hasil pertemuan tersebut Emen mengatakan, untuk PLTD Botang Lomang sebenarnya telah direncanakan rampung di 2019 yang lalu namun terkendala dengan adanya Covid-19 sehingga anggarannya direfocusing.
“Untuk pengadaan mesin disel PLTD di Botang Lomang sudah direncanakan dan realisasinya selambat-lambatnya di bulan Desember tahun 2022 melalui PLN Induk Maluku,” ungkapnya.
Sementara nasib 97 Desa di Halmahera Selatan, kata Emen, pihaknya tetap berupaya untuk mewujudkan pemerataan akses listrik di seluruh Indonesia.
“Kami tetap berupaya melakukan pemerataan akses Listrik di semua daerah, Insya Allah di tahun 2024 semua sudah terwujud,” tandas Emen. (Red)
More Stories
Pasangan Husain-Asrul konsisten mewujudkan Kesejahteraan Untuk Masyarakat Maluku utara
Taruh Harga Diri Muksin Hi. Saleh, Zamrud Minta Keluarga Bajo Menangkan Rusihan-Muhtar
Husain Alting Sjah Usung Visi Ekonomi Inklusif untuk Maluku Utara