Foto beredar di sejumlah group whatsap, Bupati Halsel Bassam Kasuba bersama Tokoh Politik Makayoa yang juga Mantan Gubernur Malut 2 periode, Hi Taiib Armayin
NEWSGAPI.COM — M. Reza A Syadik, Koordinator pusat Jaringan Aksi Solidaritas Membela Rakyat (JAS-MERAH) Jakarta mengungkapkan, aroma kepanikan menghantui incumbent di Halsel.
Reza mengatakan, kepanikan tersebut karena ada pengalaman sejarah pertempuran kontestasi demokrasi di Kabupaten Halmahera Selatan yang mewarnai peta politik, dimana sejak 2004 hingga 2016 putra Makayoa selalu mewarnai pertarungan dengan kompetitor yang lebih dari satu, dan sering kalah.
Semenjak munculnya kompetitor tunggal asal Makayoa, HI Usman Sidik. Ia mampuh memecah kebuntuan selama sejarah Pilkada di Halmahera Selatan. Hal ini tentu ada kesan kehawatiran peta politik yang memungkinkan akan terjadi kembali setelah melihat kandidat bupati 01 tunggal asal makayoa di Pilkada 2024.
“Jadi Rusihan Jafar saat ini adalah satu-satunya Calon Bupati Halmahera Selatan 2024 yang berasal dari Makean Kayoa (Makayoa), tentunya sangat mungkin adanya frekwensi persatuan ditubuh Makayoa,” kata Reza, Minggu (1/9).
Dilain sisi, banyak program yang dicanangkan mendiang Hi Usman Sidik yang terkesan tidak ditindaklanjuti, setalah Bassam Kasuba menjabat Bupati Halmahera Selatan. Kehawatiran ini lantas menyelimuti Incumbent Bassam Kasuba.
Menurutnya, kepanikan ini kemudian dilakukan upaya pencitraan untuk menarik simpati dan mencari suaka politik pada tokoh-tokoh Makayoa.
“Beradarnya foto Bassam Kasuba bersama Pak Thaib Armayin adalah suatu ketakutan. Pertemuaan tersebut justru membaut kelompok kaum muda Makayoa khusunya kalangan intelektualnya lebih kokoh dan kuat untuk merapatkan barisan dalam persatuan yang utuh,” ujarnya.
Bagi Reza, prinsip kaum intelektual tidak mudah masuk dalam susana jebakan, karena peran kaum muda untuk terlibat memberikan hak memilih menjadi bagian penting untuk menghentikan segala kebohongan yang akan diciptakan melalui skenario mengumbar janji.
“Sangat terasa, Pulau Makean dan Kayoa selalu ditinggalkan dari pembangunan infrastruktur seperti jalan. Padahal itu penting menjadi akses masyarakat dalam menggerakan ekonomi daerah,” cetusnya.
Ia mengatakan, akses infrastruktur jalan Makayoa selalu dianaktirikan, tentu ini menjadi keresehan bersama. Untuk itu kesadaran mulai bangkit dengan melihat kenyataan pembangunan daerah selama ini.
“Kita tidak dalam memposisikan keberpihakan, tetapi bagi kami saat ini butuh adanya pemimpin baru yang peduli akan daerah, bukan hanya sebatas Makean-Kayoa saja tetapi juga pembangunan Infrastrukturl secara merata di wilaya Halmahera Selatan,” jelasnya.
Menurutnya, jika Pemerintahan Bassam Kasuba perlu dievaluasi, maka yang ditemukan adalah hilangnya distribusi keadilan.
“Jadi bagaimana mungkin Pemuda dan kelompok intelektual bisa mempercayai kembali, kita katakan dengan tegas bahwa kita akan malawan, bukan berarti melawan Bassam Kasuba sebagai manusia, tapi melawan segala kebijakan sepihak,” tegasnya. (fik)
More Stories
Abubakar Malayu Satu-satunya Kades di Halsel Terima Penghargaan dari BKKBN Malut
Tauhid Soleman Salah Urus Pemerintahan, Stop Lanjutkan?
Jelang Pilkada 2024, Pemda Halsel Buat Prosedur Baru Pencairan Dana Desa