NEWSGAPI

Gerbang Informasi Masa Kini

Sutradara Dibalik Suksesnya Teater Musikal Rima Raga Rempah

Sutradara Teater Musikal Rima Raga Rempah, Helmi Husni. (dok, Saifullah)

newsgapi, Ternate – Pertunjukan Teater musikal Rima Raga Rempah melalui Lembaga Seni Budaya (LSB) Molokiyah di Sport Hall Marimoi (GOR) kelurahan Ubo – ubo, Sabtu 14 Januari kemarin terbilang sukses berkat antusias semua pihak yang terlibat.

Sebanyak 70 talent ikut dalam pementasan seni musikal tersebut, kesuksesan ini juga tidak lepas dari kepiawaian sang sutradara,

Pertunjukan yang memadukan alunan irama, gerakan dan nilai – nilai kedaerahan tersebut dibuka secara langsung oleh Walikota Ternate M. Tauhid Soleman bersama Samroni Tomaito sebagai Kimalaha Tomaito.

Sutradara Teater Rima Raga Rempah, Helmi Husni, menuturkan kegiatan musikal ini sesuai permintaan kementerian pendidikan RI, yakni mengenai Rempah yang mana City Branding kota Ternate sendiri adalah kota Rempah.

pentas Teater Rima Raga Rempah, (dok, Saifullah)

Cerita Rima Raga Rempah sendiri bertajuk Mahligai Khayangan yang mana mengisahkan kehidupan yang bermula di negeri Limau Gapi (Ternate), cerita bumi hijau yang tersohor nan menggoda, pusat kekuasaan para Momole Ngaruha, empat perkampungan, empat pemimpin klan, itulah negeri dimana semerbak wangi rempah berasal, mercusuar di timur jauh pada masanya.

Selain itu sejarah singkat empat Momole hingga pelantikan kolano Cico (Bab mashur malamo), sebagai seorang Kolano (Raja/sultan). Dimana masa kepemimpinan kolano Cico dikisahkan menjadi era keemasan Ternate karena perdagangan kala itu sangat berkembang.

Cerita ini dipadukan dengan teatrikal Altar Tobona, diawali dengan kalimat pembuka semacam mantra sebelum membakar kemenyan dan diakhir prosesi diiringi tabuhan tifa, sayatan Arababu dan suling (Fulutu).

Terdapat dua Tarian yang menjadi khas dalam cerita Maligai Khayangan, yakni tarian Mago dan tarian Bangsa (Legu Bangsa). Kedua tarian tersebut merupakan tarian kebangsawanan Ternate.

“Tahapan kegiatan ini dimulai dari tahap kajian dan juga riset tentang identitas dan musik sebagai tradisi yang dilanjutkan dengan workshop dari hasil kajian maupun riset itu sendiri, Dalam narasi kegiatan ini mengandung kata berpola yang berkaitan dengan emosional kondisi kala itu,” tutur Helmi saat disambangi di kediamannya belum lama ini.

Sebagai informasi, Wilayah Tobona merupakan tempat dimana para leluhur (Momole Guna Tomaito) untuk pertama kalinya mempersatukan dan merintis tatanan peradaban di wilayah Maluku, khususnya Ternate Yang telah menjadi warisan adat seatorang bagi masyarakat Ternate.

Pertunjukan musikal juga dihiasi beberapa ornamen atau replika diatas panggung. Menurut Helmi, Panggung yang tinggi menggambarkan Limau Tobona yang secara ilustrasi berada di tempat yang tinggi, karena Ternate adalah daerah pegunungan, bukan dataran dan Tobona adalah kota awal yang mana peradaban sosial politik orang Ternate lahir disitu.

Kemudian replika perahu yang bermakna sampala (pelabuhan), sedangkan bola bumi dan buku yang dipajang di panggung bermakna mewakili setiap informasi khususnya peradaban orang Ternate yang bermakna sudah dikenal dunia dan sejarahnya telah dikitabkan (manuskrip).

“kisah Mahligai Khayangan bertujuan agar masyarakat Ternate tetap mengingat dan berpegang dengan tradisi dan budaya yang diwariskan oleh para leluhur”, jelas Helmi.

Artinya inti cerita tentang Mahligai Khayangan sendiri menurutnya adalah mengulas kembali sejarah Momole Guna Tomaito sebagai pioner berdirinya kerajaan Ternate.

Helmi juga bilang kebanyakan orang saat ini hanya berbicara tentang Babullah, Khairun juga Cico, tapi melupakan momole Guna Tomaito, yang mana beliau itu adalah inspirator dari raja-raja Ternate.

Kekuasaan yang ada di setiap raja-raja Ternate kesemua itu bermuara dan bersumber dari Momole Guna Tomaito.

Beliaulah yang wariskan segala kekuasaan yang di pegang oleh raja-raja Ternate. Kolano Cico hingga ke Khairun dan Babullah adalah bibit benih terbaik Momole Guna Tomaito,

“Baru kali ini Momole Guna Tomaito diangkat kedalam sebuah cerita pertunjukan. Saya berharap nanti di hari jadi kota Ternate dapat dilaksanakan napak tilas yaitu jiarah ke makam momole Guna Tomaito”, ucap Helmi. (*)