NEWSGAPI

Gerbang Informasi Masa Kini

Miris, Empat Guru Honorer di SMA LPM Desa Koititi 3 Tahun Tak Digaji

Foto: Gedung Sekola SMA LMP Desa Koititi

NEWSGAPI.com Halsel | Kepala Sekolah Menengah Atas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (SMA LPM ) Desa Koititi Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Idris Umsohy kembali dikeluhkan pihak guru honorer terkait pembayaran gaji honor.

Pasalnya, Yayasan yang dikelola Idris Umsohy yang juga menjabat sebagai kepala sekolah di SMA tersebut diduga banyak melakukan penyelewengan dana, baik itu dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK).

Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Pengawasan Yayasan SMA LPM, Udin Hi. Ibrahim, Senin (01/8).

Udin mengatakan, empat guru honor lepas sering mengeluhkan pembayaran gaji honor yang bersumber dari dana BOS, pasalnya sudah 3 tahun para guru honorer tidak lagi menerima pembayaran gaji.

“Para guru honorer sudah beberapa kali datang dan mengeluh ke saya terkait gaji mereka yang sudah kurang lebih 3 tahun tidak diberikan oleh kepala sekolah,” ungkap Udin.

Selain itu, kata Udin, dana DAK yang dikelola kepala sekolah untuk pembangunan MCK dan pembangunan Laboratorium pada tahun 2019-2020 secara swakelola, oleh Kepala Sekolah tidak dikelolah secara baik.

“Sejumlah proyek dari DAK tidak selesai dibangun, padahal itu swakelola dan sampai saat ini tidak ada kejelasan. Sementara gedung yang setengah berdiri itu dibiarkan sejak 2020 lalu,” bebernya.

Bahkan Udin juga mengungkapkan bahwa Kepala Sekolah Idris Umsohy dalam beberapa tahun ini tidak lagi bertugas.

Untuk itu, sebagai Ketua bidang pengawasan yayasan LPM dan juga sebagai Sekertaris Desa Koititi, Udin meminta pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Dinas Pendidikan agar segera menindaklanjuti tuntutan para guru dan melakukan evaluasi kinerja kepala sekolah.

“Mewakili dewan guru dan masyarakat menolak yayasan LPM untuk mengelola SMA LPM Desa Koititi dan meminta diserahkan sepenuhnya ke desa untuk dikelola, sebab ketidak hadiran Kepala Sekolah dalam jangka waktu yang lama sangat mempengaruhi aktifitas belajar maupun mengajar di sekolah yang berdampak pada siswa maupun siswi,” pintanya. (red)